Pemuda, Sang Revolusioner

Monday, 11 July 2011

Pemuda. Satu kata 'hidup' yang memiliki jutaan potensi yang ada di dalam dirinya, jutaan kehebatan tersendiri, jutaan mimpi dan jutaan harapan. Dr. Yusuf Al-Qardhawi mengibaratkan pemuda itu seperti matahari yang bersinar pada jam 12 siang, bersinar sangat terang dan sangat panas. Secara fisik pemuda tentu memiliki kekuatan yang lebih ketimbang anak kecil, orang tua apalagi jompo. Pemuda ibarat dinamit atau bom atom atau TNT yang bila diledakkan akan sangat dahsyat efeknya. Tidak berlebihan jika dikatakan demikian karena memang telah terbukti adanya.
Sejarah juga membuktikan bahwa pemuda adalah pemegang peranan penting. Karena pemudalah yang paling ambisius dan bersemangat dalam memperjuangkan perubahan ke arah yang lebih baik. Imam Hasan Al-Banna mengatakan,”Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya”. Begitu juga di dalam perjuangan Islam di masa Rasulullah, banyak pemuda yang mendampingi perjuangan beliau seperti Ali Bin Abi Thalib, Aisyah, Zubair bin Awwam, Ja’far bin Abi Thalib, Usman bin Affan dll.

Di Indonesia, kemerdekaan diawali oleh pemuda-pemuda yang terus mendesak untuk melakukan proklamasi kemerdekaan. Bung Tomo, seorang pemuda dengan retorika yang sangat dahsyat mampu menggerakkan dan membakar pemuda-pemuda yang ada di Surabaya untuk melakukan pergerakan yang luar biasa. Di Mesir dengan Iman Hasan Al-Banna dengan pemuda-pemudanya yang dikenal dengan Ikhwanul Muslimin mampu menjadi inspirator pergerakan dunia khususnya di dalam dunia Islam. Di Amerika, dengan pemuda fenomenalnya pendiri Facebook, Mark Zuckerberg 25 Tahun mampu menjadikan dirinya diantara 400 orang sebagai salah satu orang terkaya di Amerika dan masih banyak lagi bukti-bukti sejarah yang dapat membuktikan bahwa pemuda adalah kreator, dinamisator dan inovator. Maka dari itu apabila Indonesia ingin lebih baik, maka ubahlah pemuda karena perbaikan itu ada di tangan pemuda, tegaknya keemasan bangsa ada di tangan pemuda.



Memang tidak ada habis-habisnya bila membicarakan tentang pemuda dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tidak ada habisnya sejarah yang membuktikan bahwa pemuda adalah sebuah armada pilar kebangkitan umat. Pemuda memiliki porsi yang sangat besar dalam memajukan peradaban umat manusia. Rasulullah pernah bersabda,”Perjuanganku didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik untuk mereka”. Pada akhirnya di tangan perjuangan pemudalah penentu bahwa bangsa tersebut akan maju atau mundur. Salah satu sabda Rasul yang menjelaskan tentang memanfaatkan 5 hal sebelum datangnya 5 hal yaitu “Gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sempitmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
Bila menilik kondisi dan situasi pemuda zaman modern sekarang dengan periode pemuda sebelumnya memang terdapat perbedaan yang mencolok antara keduanya. Tidak jarang dijumpai pemuda di zaman modern hanya terbuai dengan impian-impian kosong tak bermakna dengan segala keegoisan yang ada di dalam dirinya. Tetapi ini bukanlah sebuah keputus asaan untuk berubah, harapan untuk perubahan itu masih ada selama ada impian dan tekad yang kuat bak pohon yang akarnya menghujam ke dalam tanah.
Berani lah untuk bermimpi karena dari mimpi itu akan menimbulkan niat, dari niat yang kuat yang didasari akan keyakinan kepada Allah itu akan timbul sikap dan dari sikap itu akan ada usaha untuk mewujudkan perubahan yang diimpikan dan lakukanlah aksi-aksi pergerakan yang mengundang decak kagum orang-orang yang haus akan kejayaan. Jangan menjadi seorang stagnan yang hanya diam mendengarkan dan memikirkan untuk kebaikan diri sendiri. Jadilah seorang revolusioner yang kelak akan membawa kejayaan keemasan yang sudah lama diimpi impikan.
"Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu.. itulah pemuda." (Imam Hasan Al-Banna)
“Kalau diibaratkan tumbuhan, pemuda adalah benih dan benih apabila tidak ditanamkan pada tanah maka tidak akan pernah ada pohon dan buah. Dan apabila diibaratkan dengan pohon maka pemuda ibarat akar yang apabila akar tersebut mati atau tidak sanggup untuk mencari sumber makanan maka tidak akan pernah ada buah, tidak akan pernah ada hasil yang dipetik. Sekarang atau tidak sama sekali.” (Jihad Al-Akbar)



oleh: Jihad Alam Akbar

Share this article :
 
Support : Creating Website | Bagus Tirtayasa
Copyright © 2011. BEM STEI SEBI - All Rights Reserved
Creating Website Inspired by INKOM BEM STEI SEBI
Proudly powered by Blogger