Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat

Wednesday, 18 January 2012

BEBERAPA pekan terakhir, hampir semua awak media sibuk meliput berita ‘kelahiran’ mobil Esemka. Sebuah mobil yang diracik dan dibuat dengan kekreatifan dan keuletan sejumlah anak bangsa sendiri. Tentu, pencapaian ini bak telaga air di tengah padang pasir. Betapa tidak, di tengah kemelut yang terus merundung negeri ini, hadirlah sebuah pencerahan yang bisa dibanggakan.

Namun, kebanggaan dan kebahagiaan akan prestasi pemuda Indonesia seakan tak ada artinya bilamana tiadanya respon positif dari pemerintah. Sudah bagus apa yang dilakukan pemerintah daerah Surakarta dengan mencanangkan mobil Esemka karya anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK) ini sebagai mobil resmi dinas. Akan tetapi Gubernur Jateng  malah tidak setuju dengan rencana tersebut. 

Sungguh ironis, di saat para generasi penerus bangsa memerlukan bantuan dan dukungan penuh dari para pejabat negara. Mereka (baca: pejabat negara) justru mencontohkan perilaku yang kurang mencerminkan sikap kepemimpinannya. Kala penciptaan mobil Esemka membutuhkan apresiasi apik dari pemerintah, yang ada mereka saling ‘bentrok’. Apakah sikap semacam demikian yang pantas ditunjukkan para wakil rakyat?

Perhatian Pemerintah

Cukup banyak prestasi gemilang yang dicipta pemuda Indonesia. Termasuk di antaranya karya-karya aplikatif semacam Esemka. Tak lain dan tak bukan, karya tersebut untuk dipersembahkan kepada seluruh rakyat di pelosok pertiwi, bahkan luar negeri. Artinya, para putra-putri bangsa sudah bisa menunjukkan taringnya. Tidak ada salahnya jika kita turut senang dan bangga dengan pencapaian tersebut.  

Akan tetapi disadari atau tidak, sejatinya masih ada banyak hasil mahakarya anak bangsa yang belum terendus ke permukaan publik. Hal ini ditengarai minimnya perhatian Pemerintah terhadap perkara demikian. Mereka lebih suka menyibukkan diri dengan urusan ‘perut’. Pandangan mereka terhijab dengan keglamoran hidup yang melingkupinya.    

Sudah sepatutnya sebagai wakil rakyat memikirkan bagaimana cara untuk membanggakan rakyat. Bukan malah mencari-cari jalan supaya rakyat bangga kepada mereka. Jika memang negeri ini berniat untuk memajukan potensi anak bangsa. memberikan dukungan penuh adalah sebuah kemutlakan. Semisal dengan cara memfasilitasi sekolah-sekolah agar bisa menggali dan mengeksplorasi bakat-minat anak-anak didiknya. Dengan begitu, maka tidak akan lagi pemubaziran potensi generasi bangsa.

Selain pemerintah, semua elemen masyarakat juga patut ikut andil dalam upaya mengangkat derajat bangsa ini. Ketika ada produk buatan anak bangsa, itulah yang jadi pilihan utama untuk dikonsumsi dari  pada buatan luar. Pasalnya, seiring makin terbukanya pintu pasar bebas maka produk-produk impor pun semakin merajalela. Solusinya kita harus berpegang pada filosofi demokrasi. Yakni dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 

Rakyat Indonesia yang menciptakan dan membuat sebuah mahakarya, selanjutnya kita jugalah yang mengkonsumsinya (menggunakan). Dengan begitu maka tak sulit untuk menciptakan bangsa yangbaldatun thoyyibun warabbun ghofur. 

Agus Sopar Abdurrochim
Mahasiswa Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Pegiat Forum Diskusi ‘Padepokan Beringin’(//rfa
Share this article :
 
Support : Creating Website | Bagus Tirtayasa
Copyright © 2011. BEM STEI SEBI - All Rights Reserved
Creating Website Inspired by INKOM BEM STEI SEBI
Proudly powered by Blogger