Muhammad Syailendra Pratama adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Nandar Sukendar dan Helin Ratna Widuri. Tak ada yang spesial dari Syailendra – sapaan akrabnya. Ia suka bermain bola, dan sebagian besar harinya ia habiskan di sekolah dasar SDI Sabilillah Sidoarjo.
Kedua orangtua Syailendra tertarik saat mendengar program Qurban ke Somalia dan Palestina melalui iklan di Televisi. Herlin sang ibu langsung mengunjungi internet untuk mencari informasi tersebut. Pencarian Herlin berbuah brosur yang memuat informasi lengkap cara berqurban dan daftar harga hewan qurban.
Hari itu, minggu pagi (30/10) Ibu Herlin iseng menunjukkan brosur Qurban ke Somalia kepada Syailendra. Dengan tenang anak kelas empat SD ini membaca brosur tersebut.
"Di Somalia kok banyak sekali orang yang lapar, kenapa bisa begitu ma?”. Pertanyaan polos Syailendra mengagetkan Herlin. Dengan segala usaha sang ibu pun menjelaskan semampunya.
"Aku mau berqurban dong Ma, tapi kambing ke Somalia saja, kayaknya uang tabunganku nggak cukup kalau beli kambing ke Palestina.”
“Saya terkejut, tak tahu mesti bilang apa, saya dan suami bahkan belum menentukan jenis hewan dan tempatnya di mana,” kata Herlin yang sehari-harinya selain menjadi ibu rumah tangga juga berwiraswasta di bidang pakan ternak bersama suami.
Saat itu Herlin sangat mendukung dan memuji spontanitas anak sulungnya itu. “Beruntung air yang sudah terkumpul di sudut mataku tak sempat jatuh. Tanggal 31 Juanuari nanti Syailendra baru akan menginjak umur 10 tahun, tapi dia sudah mengajarkan sesuatu pada saya,” kata Herlin.
Tahun ini keluarga Syailendra berqurban 3 ekor kambing. (Ojan)
http://act.or.id/page/4eb36618907c0
